AKHLAK
MULIA
Faktor
Penyebab Metode Pengembangan dan Dampaknya
Disusun
Oleh :
Kelompok
3
1. Serliana
Pertiwi (1532900137)
2. Destari
Dwi Putri (1532900159)
3. Sri
Wahyuni (1532900172)
4. Yesi
Maftalina (1532900176)
Dosen
Pembimbing :
Andi
Idham, M.Pd.I
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2015-2016
A.
Pendahuluan
Islam hadir ditengah
masyarakat jahiliyah yang dikenal kurang beradab dan kurang manusiawi. Maka,
tawaran solusinya yang paling mendasar ialah memperbaiki akhlak kehidupan
manusia sebagai pemegang amanah Tuhan dalan kehidupan dunia. Sejalan kemajuan yang
berlangsung, islam tampil sebagai agama yang memiliki ciri khas atau karakter.
Karakter Islam tentunya
bukan sebagai agama yang gemar perang atau ambisius dalam urusan kekuasaan,
melainkan kerakter akhlak mulia. Islam memiliki pengikut besar didunia karena
kepribadian yang mulia dari sosok Nabi Muhammad
Saw.
Akhlak ini merupakan
pilar islam terpenting bersama tauhid dan syariat. Ketiga komponen inilah yang
menjadi landasan gerak pemeliknya ; baik untuk mengurusipersoalan internal
keluarga, lingkungan sekitar maupun mengurusi golongan diluar agama islam.
Maka, sangat penting kiranya untuk mengetahui isi dari Akhlak yang ada di dalam
islam. Tetapi yang lebih penting lagi adalah mengetahui secara detail
butir-butir pokok dari karakteristik moral, atau lebih tepatnya karakter
religiusitas dalam islam.
B.
Pembahasan
A.
Akhlak
Mulia
Akhlak
mulia ialah seluruh perilaku umat manusiayang sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an
dan Hadits yaitu adab sopan santun yang di contoh kan dan di ajarkan rosulullah
muhammad Saw kepada seluruh umat manusia ketika beliau masih hidup. Kata akhlak
yang digunakan dalam al-Qur’an ketika Allah mengatakan budi perkerti Nabi
Muhamad Saw, yaitu dalam pirman nya : dan
sesungguh nya kamu benar-benar berbudi pekerti (Khuluq) yang agung, (Qs al-Qalam ; 4)[1]
Inti ajaran agama Islam adalah akhlak mulia. Hal ini ditegaskan
dalam sebuah hadits, bahwarosullah Saw pernah ditanya, “apa agama itu?” Beliau
menjawab, “akhlak mulia.”
Para filosof dari aliran sosialisme positif seperti livi Brill, sebagai
mana yang dikutip oleh O. Hashon, ada tiga pengertian ahlak, yaitu gagasan yang
mengandung konsep, hukm dan adat istiadat baik yang berkaitan dengan hak-hak
manusia, kewajiban manusia antara satu sama lain yang diakui dan diterima oleh
tiap-tiap individu pada umumnya pada masa tertentu atau peradapan tertentu.
Macam-macam akhlak mulia ditinjau dari
berbagai segi :
1.
Akhlak
Mulia kepada Makhluk
Akhlak Mulia terhadap makhlukterangkum
dalam dua hal, yaitu banyak mengulurkan tangan untuk amal kebajikan serta
menahan diri dari perkataan dan perbuatan tercela. Kedua hal ini mudah
dilakukan jika memiliki lima syarat, yaitu ilmu, kemurahan hati, kesabaran,
kesehatan jasmani, dan pemahaman yang benar tentang islam.
a.
Akhlak
Mulia kepada Orangtua
Menunjukan akhlak mulia kepada orangtua
adalah dengan berbakti kepada mereka. Dalam Al-Qur’an,kewajiban berbakti kepada
orangtua disebutkan setelah kewajiban untuk mengesakan Allah.
* 4Ó|Ós%ur y7/u wr& (#ÿrßç7÷ès? HwÎ) çn$Î) Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur $·Z»|¡ômÎ) 4 $¨BÎ) £`tóè=ö7t x8yYÏã uy9Å6ø9$# !$yJèdßtnr& ÷rr& $yJèdxÏ. xsù @à)s? !$yJçl°; 7e$é& wur $yJèdöpk÷]s? @è%ur $yJßg©9 Zwöqs% $VJÌ2 ÇËÌÈ
Hal
ini ditegaskan dalam firman Allah Swt, dan
tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik kepada
ibu-bapakmu dengan sebaik-baiknya. (Qs al- Isra : 23)
b.
Akhlak Mulia kepada Teman
Setiap orang pasti membutuhkan orang lain
dalam hidupnya, dalam hal apa pun,termasuk dalam pergaulan. Oleh karena itu,
dalam kehidupan sosialnya, seseorang membutuhkan teman. Dengan teman itilah dia
dapat berbagi suka dan duka, sehingga kehadiran teman dapat membuatnya bahagia. Terlebih ketika dia sedang terkena musibah
atau membutuhkan bantuan.
c.
Akhlak
Mulia kepada Tetangga dan Teman Sejawat
Dalam islam, tetangga memiliki kedudukan
yang khusus. Oleh karena itu, islam mengajarkan kepada pemeluknya agar bersikap
hormat, santun dan bertoleransi dengan tetangga. Tidak ada kekecualian dalam
hal tersebut, baik tetangga itu seiman dengan kita maupun beda keyakinan.
Sebagai Muslim, kita harus menunjukan akhlak mulia kepada tetangga kita, baik
dia seagama dengan kita maupun beda agama.
d.
Akhlak
Mulia dalam Pergaulan Antarjenis
Allahn Swt menciptakan manusia dari
laki-laki dan perempuan. Sementara itu, Islam adalah agama yang sempurna, yang
di dalamnya diatur seluk-beluk kehidupan manusia, termasuk diantaranya adalah
bagaimana pergaulan antaralawan jenis. Dalam hubungan antarlawan jenis, islam
telah menetapkan adab dan etika yang mengaturnya.[2]
2.
Akhlak
mulia dalam pergaulan
a.
Menjaga
lidah
Seorang muslim sebaiknya selalu menjaga
lidahnya dari perkataan yang tidak bermanfaat seperti perkataan cabul, ejekan
dan fitnah. Ada hadits yang mengatakan menerangkan bencana akibat tidak menjaga
perkataan diantaranya sebagai berikut :
Rasulullah Saw bersabdah, “sesungguhnya
seorang hamba yang mengucapkan suatu perkataan yang tidak dipikirkan dampaknya
terlebih dahulu akan membuatnya terjerumus kedalam neraka yang dalamnya lebih
jauh dari jarak timur dan barat.”(H.R AL-Bukhari)
Menjaga lidah akan memberikan banyak
manfaat, antara lain sebagai berikut :
1.
Mendapat
keutamaan karena telah melaksanakan perintah Allah dan Rasulnya.
2.
Menjadi
orang yang memiliki kedudukan dalam agamanya.
3.
Mendapat
jaminan dari Rassullah Saw untuk masuk surga.
4.
Allah
meninggikan derajatnya dan memberikan ridhonya kepadanya.
b.
Malu
Seorang muslim hendaknya memiliki sifat pemalu dalam setiap
keadaan. Namun demikian, sifat tersebut bukan berarti menghalanginya untuk
mengatakan dan menyatakan kebenaran. Diantara sifat pemalu seseorang ialah ia
tidak mencampuri urusan orang lain, memelihara pandangan, merendah diri,tidak
meninggalkan suara ketika berbicara.
Diceritakan dari rasullulah Saw bahwa beliau adalah seorang yang
sangat pemalu, lebih pemalu dari anak gadis yang berada di balik tabir.
Rasullulah Saw bersabda, “
iman mempunyai tujuh puluh atau enam puluh cabang, cabang yang paling utama
ialah ucapan la ilaha illaillah
(tidak ada tuhan selain allah) dan yang paling rendah menyingkirkan duri dari
jalan. Dan sifat malu merupakan saatu cabang dari keimanan.”
c.
Tawadhu
Tawadhu atau randah hati merupakan salah satu sifat mulia yang
harus dimiliki setiap muslim. Dengan sifat ini, seseorang tidah merasa baik,
lebih hebat, lebih tinggi atau lebih segala-galanya dari orang lain. kebalikan
dari tawadhu adalah takabbur, yang berarti sombong, tinggi hati, atau merasa
diri lebih baik, lebih hebat, dan sebagainya dari orang lain. Allah Swt
berfirman, (qs al-Furqan : 63)
ß$t7Ïãur Ç`»uH÷q§9$# úïÏ%©!$# tbqà±ôJt n?tã ÇÚöF{$# $ZRöqyd #sÎ)ur ãNßgt6sÛ%s{ cqè=Îg»yfø9$# (#qä9$s% $VJ»n=y ÇÏÌÈ
Artinya : Dan hamba-hamba
Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi
dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka
mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. (QS al-Furqan : 63)
d.
Toleransi
Islamadalah agama yang
berlandaskan pada wahyu dari allah Swt. Tentu saja, wahyu allah memiliki nilai
kebenaran yang bersifat mutlak dan tidak perlu diragukan lagi. Oleh karena itu,
jika ajaran islam dilaksanakan dengan benar dalam kehidupan sehari-hari, maka
diaakan memberikan rahmat, kasih sayang, dan kedamaian.[3]
3.
Ahlak
dalam sikap
a.
Taat
Taat, secara bahasa, artinya mengerjakan sesuatu yang di
perintahkan. Sementara itu, menurut istilah syariat, taat adalah bertindak
melaksanakan perintah dan menjauhi larangan di sertai niat dan keyakinan.
b.
Qana’ah
Qana’ah artinya rela menerima dan merasa cukup dengan apa yang
dimiliki, serta menjauhkan diri dari sifat tidak puas merasa kurang yang
berlebihan. Qana’ah bukan berarti hidup bermalas-malasan, tidak mau berusaha
sebaik-baiknya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup justru orang yang qana’ah
itu selalu giat bekerja dan berusaha, namun apabila hasilnya tidak sesuai
dengan yang diharapkan, ia akan tetap rela menerima hasil tersebut dengan rasa
syukur ke pada allah Swt.
c.
Sabar
Ibn al-Qayyim al-Jauziyyah dalam al-Madarij mengatakan bahwa akhlak
mulia dibangun diatas empat pilar utama yang saling mendukung satu sama lain.
Empat pilar itu adalah kesabaran, keberanian, keadilan, dan kesucian. Sabar
merupakan pilar kebahagiaan seorang muslim. Dengan kesabaran, seorang muslim
akan terjaga kemaksiatan, konsisten menjalankan ketaatan, dan tabah dalam
menghadapi berbagai macam cobaan.
Kesimpulan:
Ada beberapa cara yang di gunakan dalam pembentukan Ahlak, pembinaan ahlak yang
ditempu Islam adalah menggunakan cara atausistem yang integrated, yaitu sistem
yang menggunakan berbagai sarana peribedatan dan lainnya secara simultan untuk
diarahkan pada pembinaan ahlak. Ada cara lain yang dapat ditempuh untuk
pembinaan ahlak ini adalah pembiasaan yang dilakukn sejak kecil dan berlangsung
secara kontunyu.
B.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak Mulia
Pada dasarnya, akhlak
mulia berkaitan sangat erat dengan nilai-nilai dan norma-norma. Juga, seperti
telah dikemukakan tadi, bahwa akhlak mulia terbentuk melalui proses
pembiasaan sehingga terbentuk karakter
yang selaras dengan nilai-nilai yang baik dan positif maka perlu diketahui faktor-faktor
apa saja yang berperan dalam pembentukan karakter atau akhlak tersebut.
Sebenarnya, banyak faktor
yang mempengaruhi perilaku seseorang, tetapi disini akan di sini akan
disebutkan sebagiannya saja yang dipandang paling dominan. Dari sejumlah faktor tersebut dapat kita klasifikasikan ke
dalam dua bagian, yaitu faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal.
1.
Faktor
Internal
Faktor ini meliputi beberapa hal berikut :
a.
Insting
atau Naluri
Insting adalah karakter yang melekat dalam jiwa seseorang yang dibawanya sejak lahir. Ini merupakan faktor
pertama yang memuncul kan sikap dan perilaku dalam dirinya. Tetapi karakter ini
dipandang masih primitif dan harus dididik dan diarahkan.
b.
Adat/kebiasaan
Adat/kebiasaan adalah
setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang dilakukan secara berulang-ulang
dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Abu Bakar Dzikir berpendapat
bahwa perbuatan manusia, apabila di kerjakan secara berulang-ulang sehingga
mudah melakukannya, dinamakan adat kebiasaan.
c.
Keturunan
Maksudnya adalah
berpindahnya sifat-sifat tertentu dari orangtua kepada anak. Sifat-sifat asasi
orangtuanya. kadang-kadag anak mewarisi sebagian besar sifat-sifat orangtuanya.
2.
Faktor
Eksternal
Faktor Eksternal dalam
ini adalah melieu, yaitu segala sesuatu yang berada di luar individu
yang berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung, baik disadari
maupun tidak disadari, terhadap pembentukan mental dan kerakter. Ada dua macam
:
a.
Lingkungan
Alam
Alam yang melingkupi manusia merupakan faktor
yang mempengaruhi dan menentukan tingkah laku seseorang. Lingkungan alam dapat
mematangkan pertumbuhan bakat yang dibawanya. Kita dapat melihat perbedaan
antara individu yang hidup di lingkungan
alam yang tandus, gersang dan panas dengan individu yang hidup di lingkungan
alam yang subur dan sejuk. Lingkungan alaam
ini dapat berpengaruh terhadap
perangai dan pembawaan seseorang.
b.
Lingkungan Pergaulan
Untuk menjamin kelangsungan
hidupnya, manusia selalu berhubungan satu dengan yang lain. Itulah sebabnya
manusia membutuhkan pergaulan. Dengan adanya pergaulan, manusia saling mempengaruhi,
seperti dalam pemikiran, sifat dan tingkah laku. Lingkungan pergaulan ini
meliputi beberapa hal berikut :
1.
Keluarga/Rumah
Keluarga merupakan salah
satu sumber yang memberikan dasar-dasar ajaran bagi sesorang yang merupakan
faktor terpenting dalam pembentukan mentalnya.
2.
Lingkungan
Sekitar
Lingkungan sekitar adalah lingkungan di luar
rumah tempat individu bersosialisasi dengan tetangga, pada khususnya, dan
masyarakat, pada umumnya, sehingga memberikan pengaruh terhadap kepribadian,
mental, dan perilakunya.
3.
Lingkungan
Sekolah/Tempat Kerja
Lingkungan sekolah atau
tempat kerja, di mana individu melakukan sebagai aktivitasnya di tempat
tersebut, berpotensi untuk memberikan pengaruh terhadap karakter dan
perilakunya. [4]
Untuk menjelaskan
faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak mulia pada khususnya dan
pendidikan pada umumnya, ada tiga aliran yang sangat amat populer.
1.
Menurut
aliran Nativisme bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap
pembentukan diri seseorang adalah faktor pembawaan dari dalam yang bentuknya
dapat berupa kecenderungan, bakat, akal, dan lain-lain. Jika seseorang yang
sudah memiliki pembawaan atau kecenderungan kepada yang baik, maka dengan
sendirinya orang tersebut menjadi baik.
Aliran ini tampaknya
begitu yakin terhadap potensi batin yang ada dalam diri manusia, dan hal ini
kelihatannya erat kaitannyadengan pendapat aliran intuisisme dalam hal
penentuan baik dan buruk sebagai mana telah diuraikan diatas. Aliran ini tampak
kurang menghargai atau kurang memperhitungkan peran pembinaan dan pendidikan.
2.
Menurut
Aliran Empirisme bahwa faktor yang paling brepengaruh terhadap pembentukan
dari seseorang adalah faktor dari luar, yaitu lingkungan sosial, termasuk pembinaan
dan pendidikan yang diberikan. Jika pendidikan dan pembinaan yang diberikan
kepada anak itu baik, maka baiklah anak itu. Demikian jika sebaliknya.
Aliran ini tampak begitu percaya kepada peranan yang dilakukan oleh
dunia pendidikan dan pengajaran.
3.
Menurut
Aliran Konvergensi berpendapat pembentukan akhlak di pengaruhi oleh faktor internal, yaitu
pembawaan sianak, dan faktor dari luar yaitu pendidikan dan pembinaan yang
dibuat secara khusus, atau melalui interaksi dalam lingkungan sosial.
Fitrah dan kecenderungan kearah yang baik yang ada didalam diri
manusia dibina secara intensif melaui metode.
Kesimpulan:
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak
mulia terbagi dua yaitu faktor internal dan eksternal.
mulia terbagi dua yaitu faktor internal dan eksternal.
1.
Faktor
internal
a.
Insting
atau Naluri
b.
Adat
atau Kebiasaan
c.
Keturunan
2.
Faktor
Eksternal
a.
Lingkungan
Alam
b.
Lingkungan
Pergaulan
c.
Lingkungan
Sekolah atau Tempat Kerja
C. Metode Pengembangan Kualitas
Akhlak dan Pembinaan Akhlak
1.
Metode
peningkatan kualitas akhlak
Akhlak merupakan sumber kebaikan semuan
tingkah laku manusia dan Rasulullah diutus untuk memperbaiki akhlak manusia.
Rasulullah juga menekankan pentingnya akhlak ini dengan menyebutkan bahwa agama
adalah akhlak yang baik.
Akhlak
akan memberi timbangan kebaikan seseorang di hari kiamat.
Metode
yang paling efektif untuk menjaga dan membina akhlak sebagai berikut :
· Dengan memberikan penjelasan bahwa adanya balasan bagi orang-orang
yang berakhlak mulia akan dimuliakan Allah dan Rasul-Nya serta mendapatkan
kehidupan yang baik.
·
Dengan
memberikan penjelasan adanya pembahasan bagi orang-orang yang akhlaknya buruk,
juga akan mendapatkan balasan yang buruk dan hidupnya akan menemui keburukan.
·
Berpikir
ke masa depan, yakin adanya persiapan bahwa bahwa hidup tidak hanya di dunia,
tetapi ada kehidupan yang abadi di akhirat.
·
Muhasabah
(introspeksi diri),yakni meneliti dalam diri sendiri apa yang sudah kita
lakukan untuk menghadap allah diakhirat kelak.
·
Meningkatkan
kualitas akhlak, yakni dengan senantiasa menambah ilmu pengetahuan, baik dengan
membaca, mendengarkan ceramah, pengajian, maupun melihat dan mengambil
pelajaran dari apa yang telah terjadi dilingkungannya, baik lingkungan alam
maupun lingkungan sosialnya.[5]
2.
Metode
Pembinaan Akhlak
Ada enam metode pembinaan akhlak dalam perspektif Islam serta
pendapat dari pakar pendidikan Islam
·
Metode
Uswah atau teladan
Teladan adalah semua yang pantas untuk diikuti, karena mengandung
nilai-nilai kemanusian.
·
Metode
Pa’widiyah ( pembiasaan)
Secara etimologi, pembiasaan asal katanya adalah biasa. Dalam Kamus
Umum Bahasa Indonesia, bisa artinya lazim atau umum; seperti sedia kalah; sudah
merupakan hal yang tidak terpisahkan dalamkehidupan sehari-hari
·
Metode
Mau’izhaa (nasehat)
Kita mau’izhaa berasal dari wa’zhu, yang berarti nasehat yang
terpuji , yang memotivasi dengan perkataan yang lembut.
·
Metode
Kishshah (Ceritera)
Kishshah dalam pendidikan suatu cara menyampaikan materi pelajaran,
dengan menuturkan secara kronologis, tentang bagaimana terjadinya suatu hal,
baik yang sebenarnya terjadi ataupun hanya rekaan saja
·
Metode
Amtsal ( perumpamaan )
Metode perumpamaan adalah metode yang banyak dipergunakan dalam
al-quran dan hadist untuk mewujudkan akhlak mulia.
·
Metode
Tsawab (ganjaran)
Metode
ganjaran yang berbentuk hadiah, diantaranya adalah, memangil dalam pangilan
kesayangan , memberikan pujian, memberikan maaf atas kesalahan mengeluarkan
perkatan yang baik, bermain atau bercanda menyambutnya dengan ramah, menelpon
nya kalau perlu dan lain-lain.
Kesimpulan:
Pengembangan kualitas Ahlak yaitu memberi timbangan kebaikan seseorang dengan
ahlak baik. Pengembangan pembinaan ahlak yaitu; Teladan, Pembahasan, Nasehat,
Ceritera, Perumpamaan, Ganjaran.
D. Manfaat Memiliki Akhlak Mulia
Hal yang menggambarkan bahwa
manfaat dari akhlak mulia itu adalah keberuntungan hidup di dunia dan akhirat.
Menurut M.Quraish Shihab, janji-janji allah yang demikian itu pasti akan
terjadi, karena ia merupakan sunatullah sama kedudukanya dengan sunatullah yang
bersifat alamiah asalkan hal tersebut ditempuh dengan cara yang tepat dan
benar.
Selanjutnya di dalam
hadis juga banyak dijumpai keterangan tentang datangnya keberuntungan dari
akhlak. Keberuntungan tersebut di antaranya adalah :
1.
Memperkuat
dan Menyempurnakan Agama
Nabi bersabda :
“Allah telah memilihkan agama
islam untuk kamu,hormatilah agama dengan akhlak dan sikap dermawan, karena
Islam itu tidak ada sempurna kecuali dengan akhlak dan sikap dermawan itu.”
Berkenaan dengan hadist
tersebut ai-Mawardi mengatakan bahwa akhlak yang mulia dan bertentangga yang
baik itu akan mendatangkan kemakmuran. Apa yang dijelas kan dalam hadist
tersebut secara logika dapat diterima, karena akhlak yang baik akan menimbulkan
kawan yang banyak dan disukai orang, sehingga segala kesulitan dapat dipecahkan
dan peluang untuk mendapat rezeki dan keberuntungan akan terbuka, mengingat
rejeki itu datang melalui interaksi yang baik dengan orang lain.
2.
Mempermudah
Perhitungan Amal di Akhirat
Nabi bersabda :
“ Ada tiga
perkara yang menbawa kemudahan hisab (perhitungan amal di akhirat) dan akan di
masukan ke surga, yaoitu engkau memberi sesuatu kepada orang yang tek pernah
memberi apapun kepadamu (kikir),engkau memaafkan orang yang pernah
menganiayamu, dan engkau menyambung tali silahturahmi kepada orang yang tak
pernah kenal padamu.”(HR Al-Hakim).
3.
Menghilangkan
Kesulitan
Nabi bersabda :
“Barang siapa
melepaskan kesulitan orang mu’min dan kehidupanya di dunia ini, maka allah akan
melepaskan kesulitan orang tersebut padahari kiamat.” (HR Muslim)
4.
Selamat
Hidup di Dunia dan Akhirat
Nabi bersabdah :
“Ada tiga
perkara yang dapat menyelamatkan manusia, yaitu takut kepada Allah di tempat
yang tersembunyi maupun di tempat yang terang, berlaku adil pada waktu
miskin,maupun waktu kaya.” (HR Abu
Syaikh)
Uraian tersebut
menjelaskan sebagian hasil dari manfaat dari keberuntungan yang dihasilkan
sebagai akibat dari akhlak mulia yang dikerjakan. Tentu masih banyak lagi
keberuntungan dari akhlak mulia itu yang tidak disebutkan disini. Namun, dengan
menyebutkan itu saja, rasanya sudah cukup untuk mendukung pertanyaan di atas
bahwa akhlak yang mulia itu akan membawa keberuntungan. Ini hukum tuhan yang
pasti terjadi dan sangat efektif dengan hukum tuhan lainya. Banyak bukti yang
dijumpai dalam kenyataan sosial bahwa
orang yang berakhlak mulia itu semakin semakin beruntung. Orang yang baik
akhlaknya pasti disukai oleh masyarakatnya, kesulitan dan penderitaanya akan
dibantu untuk dipecahkan, walaupun ia tidak mengharapkanya . kenyataan juga
menunjukan bahwa orang yang banyak bersedekah tidak menjadi miskin atau
sengsara, tetapi malah berlimpah ruah hartanya.
Sebaliknya jika akhlak
yang mulia itu telah sirna, dan berganti dengan akhlak yang tercela maka
kehancuran pun akan segera datang menghadangnya. Ini pasti, dan sudah terlalu
banyak contoh yang dapat dikemukakan. Penyair Syauki Bey pernah mengatakan ,
“Selama umat itu akhlaknya
baik ia akan tetap eksis, dan jiak akhlaknya sirna, maka bangsa itu pun akan
binasa.”[6]
Hikmah
Akhlak Mulia bagi Seorang Muslim
Akhlak mulia memberikan banyak hikmah bagi setiap muslim yang
memilikinya, diantaranya sebagai berikut:
1.
Tumbuh
rasa cinta kepada Allah SWT
2.
Terciptanya
ketenangan dan kedamaian dalam hati
3.
Terjalin
ukhuwah (persaudaraan)
4.
Terhindar
dari pitnah
5.
Terhindar
dari rasa iri dan dengki
6.
Memperoleh
pahala dari Allah SWT
Hamba Allah SWT. Yang husnuzan selalu berperasangka baik terhadap
segala ketentuan Allah SWT. Ia berpikir bahwa Allah SWT. Tidak akan membebani
setiap makhluk-Nya melainkan sesuai dengan kemampuannya. Setiap musibah yang
menimpa telah melalui perhitungan yang sangat cermat dari Allah SWT. Dan pasti
bukan dimaksudkan untuk mengania hamba-Nya. Walaupun terasa menyakitkan, hamba
Allah SWT. Yang husnuzah yakin bahwa musibah yang terjadi bukan karena Allah
SWT. Sengaja zalim terhadap hamba-Nya.musibah yang terjadi merupakan ujian atau
peringatan Allah SWT. Kepada hamba-Nya.
Sesungguhnya ketentuan Allah
SWT. atas hamba-Nya didasari rahmat dan kasih sayang-Nya. Hanya saja banyak
manusia yang tidak menyadarinya dan berburuk sangka kepada Allah SWT. Mereka justru
merasa menderita ketika menjalani ujian-Nya.padahal Allah SWT. Selalu
memberikan kemudahan dibalik setiap kesulitan.
· Akhlak mulia membentuk pribadi-pribadi muslim yang taat kepada
Allah SWT. Dan rosul-Nya, serta mampu bergaul dan bermasyarakat dengan baik.
· Husnuzan kepada Allah SWT. Berarti berperasangka baik kepada-Nya
dengan mensyukuri segala hal yang diterima tanpa membanding-bandingkan dengan
yang lain.
· Husnuzan kepada Allah SWT. Ditunjukan dengan mencintai-Nya ,taat
kepada-Nya, dan selalu memohon ampun kepada-Nya.
· Husnuzan kepada diri sendiri berarti yakin bahwa apa yang
dimiliki sebagai manusia adalah yang
terbaik bagi dirinya.
· Husnuzan kepada sesama manusia berarti berbaik sangka terhadap apa pun yang
dilakukan orang lain atas dasar ketidaktahuan atau ketidakpastian. [7]
Kesimpulan: Manfaat
memiliki ahlak mulia: Memperkuat dan menyempurnakan Agama, Mempermudahkan perhitungan
Amal di Akhirat, Menghilangkan kesulitan, Selamat hidup di Dunia dan Akhirat.
C.
KESIMPULAN
Akhlak adalah ilmu yang menentukan batas
antara baik dan buruk, antara yang terpuji dan yang tercela, tentang perkataan atau perbuatan
manusia lahir dan batin. Maksud dari akhlak itu sendiri adanya hubungan antara
khaliq dan makhluk, dan antara makhluk dengan makhluk. Kita harus membiasakan
diri berakhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari agar semuanya berjalan
sesuai dengan perintah dan larangan dari Allah SWT.
Akhlak mulia ialah seluruh perilaku umat
manusia yang sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Hadits yaitu adab sopan
santun yang di contoh kan dan di ajarkan Rosulullah Muhammad Saw kepada seluruh
umat manusia ketika beliau masih hidup. Di dalam diri manusia terdapat dua
perangai yang keduanya dicintai Allah yaitu santun dan kalem (tenang dan sabar
tidak tergesa-gesa). Sejak awal manusia telah dianugrahi akhlak yang baik,
namun ada juga yang diperoleh melalui usaha, artinya bahwa seseorang
membiasakan hal itu dalam kehidupannya, sehingga ia benar-benar memilikinya. Akhlak
mulia terbentuk melalui proses pembiasaan
sehingga terbentuk karakter yang selaras dengan nilai-nilai yang baik
dan positif . Akhlak yang baik akan membuahkan ketenangan dan ketentraman batin
bagi pemiliknya dan ia tidak akan risau karena merasa tentram dalam bermuamalah
dengan orang lain.
Daftar Pustaka
Akhlak Mulia.Https;//Annafimuja.Wordpress.Com//Senin Tanggal 21-2016.
Muchtar,Dkk.2011.Pendidikan
Agama Islam.Jakarta.Erlangga.
Nata,Abuddin.2013.Akhlak Tasawuf Dan Karakter Mulia.Jakarta.Pt Rajagrafindo
Nugraha,Putra.2008.Akidah Akhlak.Surakarta. Putra Nugraha.
Pamungkas,M.Imam.2012.Akhlak Muslim Modern. Bandung.Marja.
[1] M. Imam
Pamungkas, Akhlak Muslim Modern,
(Bandung: Marja, 2012), hlm, 50.
[3] Ibid ,
hlm, 64.
[4] Abidin nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, (Jakarta:
erlangga, 2011) hlm. 143.
[5] Putra Nugraha, Akidah Akhlak, (Surakarta : Putra
Nugraha, 2008) hlm.49.
[7] Muchtar, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT
Rajagrafindo,2013),hlm.53.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar