gggg


Berbagi pengetahuan

Selasa, 24 April 2018

Menumbuhkan minat baca siswa melalui pendidikan

Pengendalian pemasaran

Pengertian dan tujuan pengendalian pemasaran
1. Pengertian pengendalian pemasaran
Pengendalian pemasaran merupakan dasar yang penting bagi kberhasilan usaha dibidang pemasaran. Untuk kberhasilan suatu usaha pemimpin harus dapat membuat keputusan, baik mengnai perencanaan, kegiatan, maupun pelaksanaan kegiatan dan pengndaliannya. Perencanaan pemasarana merupakan penentuan langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam bidang pemasaran untuk jangka waktu tertentu di masa yangt akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang diharapkan. Pelaksanaan atau implementasi merupakan cara mlaksanakan kegiatan yang tlah direncanakan dalam situasi dan kondisi yang ada, dengan memberikan pengarahan kpasda tenaga pelaksana.
Jadi yang dimaksudkan pengendalian pemasaran adalah penilaian, pengecekan dan memonitor usaha-usaha pemasara dan penjualan perusahaan yang telah dilakukan agar sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan digunakan sebagai landasan untuk mengadakan penyesuaian yang diperlukan.
Strategi pemasaran yang dibuat tentu belum dapat dipastikan menjadi kenyataan. Karena ada unsur ketidak pastian dalam pelaksanaan, maka strategi yang di susun harus selalu dikendalikan. Pengendalian pemasaran dilakukan dengan membandingkan realisasi dan rencana pemasaran yang disusun. Hasil yang tidak sama, baik terlalu besar di atas target, merupakan penyimpangan yang perlu mendapatkan perhatian.
Oleh karena itu pengendalian pemasaran semata-mata dimaksudkan agar dapat diketahui kemajuan peiaksanaan, hambatan yang ditemui oleh faktor penunjang apa yang dibutuhkan untuk kelancaran kegiatan pemasaran. Di samping itu akan dengan cepat diketahui bila ada penyimpangan, penyebabnya untuk selanjutnya di buat tindakan perbaikan.

2. Tujuan pengendalian pemasaran
Pelaksanakan kegiatan pemasaran perlu dikendaliakn karena selalu ditemui adanya penyimpangan antara rencana atau target pemasaran dengan realisasi hasil atau prestasi dibidang pemasaran. Realisasi pemasaran tidak selalu sama dengan rencana atau target, dapat terjadi karena situasi dimana realisasi melebihi atau melampaui rencana target, sebaliknya situasi dimana realisasi dibawah rencana target.
Jadi tujuan pengendalian pemasaran adalah untuk dapat memaksimalisasi kmungkinan perusahan dalam mencapai tujuan dan sasaran jangka pendek dan jangka panjang dalam sasaran pasar yang telah ditetapkan. Disamping itu pengndalian pmasaran juga dimaksudkan untuk dapat mengoktimalkan pemanfaatan potensi sumber-sumber daya yang terdapat dalam bidang pemasaran, dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang dihadapi dalam lingkungan pemasaran yang ada didalam perusahaan.

B. Ruang lingkup pengendalian pemasaran
Ruang lingkup pengendalian pemasaran adalah
1. Pengendalian efektifitas program pemasaran
Pengendalian ini dilakukan secara berkala atau periodik, yang umumnya tahunan atau kwartalan untuk menilai efektifitas program atau rencana yang telah dibuat, dan bila diperlukan penyempurnaan atau koreksi. Yang bertaggung jawab atas pengendalian fektifitas program ini adalah top manajemen dan midle manajemen. Tujuan pngendalian ini adalah untuk mengetahui apakah sasaran yang telah ditetapkan dapat efektif. Pndekatan yang sring dilakukan adalah analisis penjualan, analisis share pasar, analisis rasio penjualan dan biaya, analisis keuangan dan evaluasi sikap.
2. Pengendalian strategi pemasaran
Pengendalian strategis adalah tugas untuk menjamin bahwa tujuan, strategi dan sistem pemasaran perusahaan secara optimal diselaraskan dengan lingkungan pemasaran yang diramalkan nanti dan yang sekarang. Suatu perangkat yang dikenal sebagai instrumen untuk menilai efektivitas pemasaran menunjukkan profil efektivitas pemasaran di seluruh divisi atau perusahaan dalam hal; filsafat pelanggan,organisasi pemasaran, informasi pemasaran, perencanaan strategis dan efisiensi operasional. Perangkat lain,yang dikenal sebagai audit pemasaran, merupakan suatu pengamatan berkala, bebas, sistematis dan menyeluruh terhadap lingkungan, tujuan-tujuan, strategi-strategi dan kegiatan-kegiatan pemasaran perusahaan. Tujuan audit pemasaran adalah untuk menentukan bidangmasalah pemasaran dan merekomendasikan rencana tindakan koreksi bersifat jangka panjang maupun jangka pendek guna meningkatkan efektivitas pemasaran secara menyeluruh dari organisasi tersebut.

3. Pengendalian kuntungan dan rentabilitas usaha pemasaran
Pengendalian atas profitabilitas adalah tugas untuk menentukan profitabilitas yang sebenarnya mengenai produk perusahaan, wilayah, pangsa pasar dan saluran niaga. Analisis kemampuan pemasaran mengungkapkan kegiatan pemasaran yang lebih lemah, meskipun tidak menunjukkan apakah unit-unit yang lebih lemah itu harus didukung atau dihilangkan.

4. Pengendalian efisiensi pemasaran
Pengendalian efisiensi merupakan tugas untuk meningkatkan efisiensi kegiatan pemasaran, seperti misalnya: penjualan personal/perorangan periklanan, promosi penjualan dan distribusi. Paramanajer harus mengamatirasio-rasio penting tertentu yang menunjukkan seberapa jauh fungsi-fungsi tadi dilaksanakan secara efektif. Manajer juga harus memperkenalkan sumber-sumber pemasaran untuk meningkatkan prestasi.

C. Sistem pengendalian pemasaran
Pada dasarnya sistem pengendalian pemasaran ada dua yaitu sistem pengendalian terbuka ( Open system ) dan sistem tertutup ( Clossed Systm ) . dalam sistem pengendalian terbuka semua pejabat atau pelaksana dibidang pemasaran mempunyai wewenang yang terbatas. Semua masalah yang dihadapi dilaporkan dulu pada atasan, dan atasanlah yang mengambil keputusan. Oleh karena itu semua hal yang diputuskan oleh atasan yaitu menejer pemsaran, maka kegiatan atau masalah harus diketahui oleh atasan tersebut.
Sedangakan sistem pengendalian tertutup semua petugas di bidang pemasaran diberikan wewenang untuk memutuskan ssuai dengan petunjuk atau pengarahan dari atasannya masing-masing. Jadi tenaga pemasaran diharapkan diharapkan mempu mengatasi masalahnya sendiri sebelum dilaporkan pada atasannya. yang tidak dapat diputuskan.
Namun pada sudut pandang lain terdapat sistem pengndalian pemasaran lain yakni Pengendalian pemasaran merupakan lanjutan yang wajar dari perencanaan, organisasi dan pelaksanaan pemasaran. Meskipun sistem pengendalian harus dibuat sesuai dengan situasi yang khusus, tetapi sistem pengendalian mengikuti proses dasar yang sama, biasanya mengikuti enam langakah sebagai berikut :
• Menentukan apa yang dikendalikan
• Menetapkan standar
• Mengukur kinerja
• Membandingkan kinerja dengan standar
• Menentukan alasan penyimpangan
• Melakukan tindakan koreksi
Langkah pertama sistem umpan balik secara sederhana mengukur keluaran dari proses dan menjadikan masukan dari tindakan korektif untuk memperoleh keluaran yang diinginkan. Konsekuensi dari penggunaan sistem pengendalian umpan balik adalah bahwa keberlangsungan kinerja yang tidak memuaskan sampai kesalahan fungsi ditemukan. Salah satu teknik untuk mengurangi masalah yang berhubungan dengan pengendalian umpan balik adalah pengendalian umpan ke depan. Sistem umpan ke depan memantau masukan ke dalam sebuah proses untuk memastikan apakah masukan sesuai dengan yang direncanakan, jika tidak maka masukan atau mungkin proses diubah agar memperoleh hasil yang diinginkan.
Langkah kedua dalam proses pengendalian adalah membangun standar. Standar pengendalian merupakan sebuah target yang terhadapnya kinerja nantinya akan dibandingkan. Standar merupakan kriteria yang memungkinkan manajer untuk mengevaluasi tindakan yang lalu, saat ini dan masa depan. Standar merupakan diukur dalam berbagai cara, mencakup bentuk secara fisik, kuantitatif dan kualitatif. Lima aspek kinerja dapat dikelola dan dikendalikan, yaitu jumlah, kualitas, waktu, biaya dan perilaku. Masing-masing aspek pengendalian, mungkin membutuhkan pengelompokan tambahan. General Electric menggunakan delapan jenis standar, yaitu standar profitabilitas, standar posisi pasar, standar produktivitas, standar kepemimpinan produk, standar pengembangan sumberdaya manusia, standar sikap karyawan dan standar pertanggungjawaban publik.
Langkah ketiga adalah mengukur kinerja pemasaran. Kinerja aktual harus dibandingkan dengan standar. Di beberapa tempat, langkah ini kemungkinan diperlukan hanya untuk pengamatan visual. Di situasi yang lainnya, penentuan secara teliti diperlukan. Banyak macam pengukuran untuk fungsi pengendalian didasarkan pada beberapa bentuk standar secara historis
Langkah keempat adalah membandingkan kinerja aktual dengan standar. Jika langkah-langkah sebelumnya telah berjalan baik, maka membandingkan kinerja dengan standar akan menjadi lebih mudah. Meskipun, kadang-kadang membandingkan kinerja dengan standar ini sulit untuk membuat perbandingan yang diperlukan, misalnya standar perilaku. Beberapa penyimpangan dari standar dapat dibenarkan, karena kondisi lingkungan yang berubah dan alasan lainnya.
Langkah kelima dari proses pengendalian melibatkan penggalian ”mengapa kinerja menyimpang dari standar?”. Karena penyimpangan dapat bergeser menuju sasaran organisasi yang dipilih. Terutama, organisasi membutuhkan untuk mencari penyimpangan baik yang datang dari internal maupun perubahan eksternal di antara pengendalian organisasi.
Langkah berikutnya dalam proses pengendalian adalah menentukan kebutuhan untuk melakukan tindakan koreksi. Paramanajer pemasaran dapat memilih dari tiga hal, yaitu
• Tidak melakukan apa-apa
• Melakukan revisi standar
• Melakukan koreksi kinerja aktual
Tidak melakukan apa-apa dapat dilakukan jika kinerja secara meyakinkan sesuai dengan standar. Bila standar tidak sesuai, maka manajer harus secara hati-hati menilai alasan mengapa dan mengambil tindakan koreksi. Lebih dari itu, kebutuhan untuk mengecek standar secara periodik untuk memastikan bahwa standar dan dihubungkan dengan ukuran kinerja masih relevan untuk masa yang akan datang. Akhirnya manajer harus memutuskan tindakan untuk mengoreksi kinerja, bila terjadi penyimpangan. Tindakan koreksi bergantung pada penemuan penyimpangan dan kemampuan untuk mengambil tidakan penting dibutuhkan. Seringkali kasus nyata penyimpangan harus ditemukan sebelum tindakan koreksi akan diambil. Karena penyimpangan bergeser dari sasaran yang tidak realistis ke strategi yang salah.

D. Audit pemasaran
Sebelum membahas jauh tentang auditing pemasaran sebaiknya kita mengulas sedikit tentang defini audit. Ada beberapa pndapat tntang definisi audit yaitu
Kamus Webster’s Ninth Collegiate Dictoneri mengartikan auditing sebagai berikut : “ suatu pemeriksaan yang resmi atas perkiraan/buku atau laporan keuangan suatu organisasi atau individu.”
Holmes & Overmyers ( 1975 ) mndifinisikan sebagai berikut : “ Auditing adalah fungsi penyaksi yang menyangkut pemeriksaan secara objktif terhadap laporan keuangan perusahaan yang disusun oleh manajemen. “
Komite konsep auditing mendifinisikan auditing sebagai berikut : “ proses sistematis untuk mendapatkan dan menilai bukti secara objktif yang berkaitan dengan penyaksian tentang tindakan-tindakan ekonomis dan kejadian-kejadian serta memastikan tingkat kesesuaian antara penyaksian tadi dengan kriteria yang sudah ada dan menyampaikan hasilnya pada pemakaianya.”
Alvin A. Arens dan James K. Loebbecke ( 1981 ) mendifinisikan audit sbagai berikut : “ auditing adalah satu set prosedur yang sesuai dengan norma pemeriksaan akuntan yang memberikan informasi sehingga akuntan dapat menyatakan suatu pendapat tentang apakah laporan keuangan yang dipriksa disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.”
Yang diutarakan oleh alvin yang menjadi pertantyaan adlah standar kwajaran. Pengadilan di Amerika Serikat yang memutuskan bahwa akuntan publik wajib melihat hal-hal diluar prinsip akuntnsi yang diterima umum untuk mempertimbangkan kmungkinan lain yang dapat menyesatkan pihak-pihak yang berkepentingan. Secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut :









Yang di maksud dengan audit pemasaran adalah pemeriksaan dan penilaian secara kritis, sistematis dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dubidang pemasaran. Ada empat ciri utama dari audit pemasaran, yaitu :
1. Pemeriksaan dan penilaian yang bersifat menyeluruh dengan melakukan pengkajian seluruh lingkungan pemasaran perusahaan, strategi, organisasi dan sistem pmasaran perusahaan.
2. Pemerikasaan dan penilaian secara sistematis dngan urutan langkah diagnosis lingkungan pemasaran perusahaan, keadaan intern perusahaan dibidang pemasaran dan kegiatan pemasaran tertentu dikaji.
3. Pelaksanaan pmerikasaan dan penilaian bersifat indepeden dimana pelakasanaan dan perumusan hasil tidak terikat atau trgantung pada siapa saja yang ada dalam pemasaran.
4. Pelaksanaan pemriksaan dan penilaian bersifat berkala dan tidak hanya pada waktu-waktu tertentu dimana perusahaan mengalami krisis dala bidang pemasaran.

Sedangkan tujuan audit pemsaran adalah :
1. Memerikasa dan meninjau kembali kabijakan (policies), rencana, ketentuan strategis, dan pelaksanaan kegiatan bidang pmasaran dari segi aktifitas pencapaian tujuan perusahaan.
2. Menilai apakah para pelaksana dibidang melaksanakan kebijakan, rencana, ketentuan, stratgi yang telah ditetapkan.
3. Sebagai alat manajemen untuk dapat memperoleh rekmendasi dari sgi peningkatan efektifitas dan efesiensi kegiatan dibidang pemasaran
4. sebagai alat bagi pengukuran saling keterkaitan dan keterpaduan bidang pemasaran dengan bidang-bidang lain dalam perusahaan dan lingkungan pemasaran perusahaan, yang tercermin dalam dinamika usaha yang harus diperhatikan agar pelaksanaan kegiatan pmasaran dapat tratur dan terarah.

Audit pemasaran yang dilakukan sutu perusahaan dapat mencakup:
1. Audit lingkungan pemasaran
Dalam audit lingkungan pemasaran, diperiksa dan dianalisis faktor yang mempengaruhi pemasaran, pasar, dan konsumen.
2. Audit strategi pemasaran
Dalam audit ini diperiksa dan dianalisis sasaran dan strategi pemasaran yang diambil yang tidak terlepas dengan keadaan pemasaran.
3. Audit organisasi pemasaran
Dalam audit ini diperiksa dan dianalisis kelemahan dan efektifitas organisasai pemasaran yang ada.
4. Audit sistem pemasaran
Dalam audit ini pemasaran diperiksa dan dianalisis kelemahan dan efektifitas sistem pemasaran yang ada.
5. Audit produktivitas pemasaran
Dalam audit ini dipriksa dan dianalisis tingkat produktifitas dari para tenaga atau sumbr daya manusia dan sumber daya lainnya.
6. Audit fungsi pemasaran
Dalam audit ini diperiksa plaksanaan fungsi pemasaran prusahaan sebagaimana yang telah ditetapkan.
BAB III
PENUTUP

1. kesimpulan
Dari makalah yang kami sajikan dapat disimpulkan bahwa pengendalian pemasaran adalah penilaian, pengecekan dan memonitor usaha-usaha pemasaran dan penjualan perusahaan yang telah dilakukan agar sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan digunakan sebagai landasan untuk mengadakan penyesuaian yang diperlukan. Jadi pemasaran ini sangat penting untuk kelangsungan hidup perusahaan terutama dibidang pemasaran.
Beberapa hal yang perlu digaris bawahi adalah tujuan pengendalian pemasaran untuk dapat memaksimalisasi kmungkinan perusahan dalam mencapai tujuan dan sasaran jangka pendek dan jangka panjang dalam sasaran pasar yang telah ditetapkan. Disamping itu pengndalian pmasaran juga dimaksudkan untuk dapat mengoktimalkan pemanfaatan potensi sumber-sumber daya yang terdapat dalam bidang pemasaran, dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang dihadapi dalam lingkungan pemasaran yang ada didalam perusahaan.

Berhasil tidaknya pelaksanaan kegiatan pemasaran suatu organisasi atau perusahaan sangat tergantung pada kemampuan pimpinan untuk mengarahkan dan mengendalikan semua kegiatan pelaksanaan di bidang pemasaran. Pengendalian pemasaran merupakan dasar yang penting bagi keberhasilan usaha di biang pemasaran khususnya dan organisasi atau perusahaan umumnya.

Perencanan pemasaran merupakan penentuan langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan penentuan dalam bidang pemasaran untuk jangka waktu tertentu di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang diharapkan.

1.    Tujuan pengendalian pemasaran

Pelaksanaan kegiatan pemasaran perlu dikendalikan karena selalu ditemui adanya penyimpangan antara rencana atau target pemasaran dengan realitas hasil atau prestasi di bidang pemasaran. Realisasi pemasaran tidak selalu sama dengan rencana atau target, dapat terjadi karena situasi di mana realisasi melebihi atau melampaui rencana atau target, sebaliknya situasi dimana sealitas berada di bawah rencana atau terget. Keadaan seperti ini selalu dihadpi karena disebabkan oleh faktor ekstren dan intern. Faktor ekstern trjadi karena keadaan yang tidak stabil atau hal yang acakan, seperti disebabkan adanya persaingan, campur tangan pemerintah dan lembaga konsumen, dan perubahan sosial budaya. Sedangkan faktor intern terjadi karena adanya peningkatan efisiensi dan perluasan organisasi.

Pelaksanaan rencana atau target selalu dipengaruhi oleh berbagai peristiwa yang tidak menentu dan gangguan dari orang-orang yang terdapat dalam perusahaan serta gangguan dari pesusahakan lain. Oleh karena itu, disusunnya suatu rencana atau target dalam pemasaran belum memberikan jaminan bahwa pelaksanaan kegiatan akan berhasil sesui dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan uraian diatas, dapat dikethui bahwa tujuan pengendalian pemasran adalah untuk dapat memaksimalisasi kemungkinan perusahaan dalam mencapai tujuan dan sasaran jangka pendek dan jangka panjang dalam sasaran pasar yang telah ditetapkan. Pengendalian pemasran juga dimaksudkan untuk dapat mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber-sumber daya yang terdapat dalam bidang pemasaran, dengan memepertimbangkan situasi dan kondisi yang dihadapi dalm leingkungan pemasaran dan yang ada di dalam perusahaan.

2.    Sistem pengendalian pemasaran

Dalam melaksanakan pengendalian pemasaran, perlu diperhatikan syarat- syarat agar pengendalian tersebut dapat efektif. Syatar-syarat pengendalian yang perlu diperhatikan adalah:

a.    Adanya penentuan target atau objektif yang jelas sehingga semua aktivitas atau usaha diarahkan untuk pencapaian target atau objektif tersebut bisa berupa ant objektif tersebut. Target atau objek tersebut bisa berupa jumlah unit yang dijual, volume atau omzet penjualan, tingkat keuntungan yang akan dicapai, dan perluasan daerah atau penguasaan pasar.

b.    Adanya penentuan standar yang digunakan. Standar ini digunakan untuk mengukur apakah usaha pemasaran yang dilakukan telah berhasil atau tidak.

c.    Adanay berbagai atau penentuan tugas. Siapa saja yang melakukan tugas pengendalian dan mencakup bidanag apa saja.

d.   Pelaksanaannya hendaklah secara teratur, yaitu secara berkala, seperti bulanan, kuartalan atau semesteran.Pengendalian pemasran hendaklah dilakukan dengan program yng teratur, sehingga dapat diikuti letak-letak penyimpangannya.

Pada dasarnya ada dua sistem pengendalian, yaitu:

a.    Sistem pengendalian terbuka (open system)

Dalam sistem ini, semua pejabat atau pelaksana di bidang pemasaran mempunyai wewenang yang terbatas. Semua masalah yang dihadapi di laporkan dulu pada atasan,dan atasanlah yang mengambil keputusan.jadi semua kebijakan dan masalah di putuskan oleh menejer pemasaran. Oleh karena semua hal diputuskan oleh atasan yaitu menejer pemasran, maka kegiatan atau masalah harus diketahui. Jadi tenaga pemasaran diharapkan mampu mengatasi masalahnya sendiri sebelum dilaporkan keatasan.karena atasan hanya memutuskan masalah yang tidak bisa diselesaikan oleh bawahan maka atasan harus mengetahui suatu hal yaitu keterbatasan pada keputusan pelaksanaan yang telah diputuskan bawahan itu bertentangan dengan petunjuk pengarahan tersebut.

b.      Sistem pengendalian tertutup

Dalam sistem pengendalian ini, semua petugas atau pejabat di bidang pemasaran diberikan wewenang untuk memutuskan sesuai dengan petunjuk atau pengarahan dari atasannya masing-masing. Jadi tenaga pemasaran diharapkan mampu mengatasi masalahnya sendiri-sendiri sebelum dilaporkan ke atasan. oleh karena atasaan yaitu manajer pemasaran hanya memutuskan masalah yang tidak dapat diputuskan oleh bawahan atau para pembantunya, maka yang perlu diketahui oleh atasan, adalah terbatas pada keputusan atau kebijakan pelaksanaan yang telah diputuskan bawahan itu bertentangan dengan petunjuk atau pengarahan atasan tersebut.

 Terdapat empat jenis pengendalian pemasaran yang akan diuraikan selanjutnya, yaitu:

a.      Pengendalian efektivitas, program yang dilakukan secara berkala atau periodik, yang umumnya tahunan atau kwartalan untuk menilai efektivitas program atau rencana yang telah dibuat, dan bila perlu dilakukan penyempurnaan atau koreksi.


b.      Pengendalian keuntungan atau rentabilitas. Usaha merupakan kegiatan utnuk mengukur keuntungan yang sebenarnya diperoleh dari masing-masing produk, wilayah dan saluran distribusi.Tujuan pengendalian ini adalah utnuk mengetahui di unit kerja atau organisasi mana terjadi hal yang merugikan perusahaan. Pendekatan yang selalu digunakan adalah rentabilitas menurut produk, wilayah niaga, langgaran, dan saluran distribusi.

c.       Pengendalian efisiensimencakup penelitian tentang cara-cara meningkatkan atau memperbaiki dampak peralatan pemasran dan biaya dalam rangka pencapaiann tujuan perusahaan. Tujuan pengendalian ini adalah untuk menilai dan memperbaiki efisiensi pengeluaran atau biaya dan dampak bagi hasil pemasaran.

d.      Pengendalian strategismerupakan pengevaluasian secara sistematis atas ketepatan strategi dan kebijakan pemasaran dalam lingkungan dan kesempatan pemasaran perusahaan. Tujuan pengendalian ini adalah untuk mengetahui kemampuan pemasaran perusahaan menggunakan kesempatan pemasaran yang terdapat (baik dilihat dari pasar, produk, dan saluran distribusi).

Meningkatkan disiplin siswa melalui peran tenaga pendidik

Persepsi dan komunikasi

Nama : Sri Wahyuni
NIM : 1532900172
Kelas : MPI D
MK : Etika Dan Komunikasi Organisasi

PERSEPSI DAN KOMUNIKASI

Dalam perkembangannya persepsi tergantung pada komunikasi, komunikasi pun tergantung pada persepsi. keduanya merupakan berkaitan sangat erat. Persepsi timbul karena adanya faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal antara lain tergantung pada proses pemahaman sesuatu termasuk didalamnya sistem nilai tujuan. Sedangkan faktor eksternal berupa lingkungan. Komunikasi timbul karena seseorang ingin menyampaikan informasi kepada orang lain.

A. Pengertian Persepsi
Persepsi diartikan sebagai tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu, proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pengindraannya. Persepsi adalah proses dari seseorang dalam memahami lingkungannya yang melibatkan pengorganisasian dan penafsiran sebagai rangsangan dalam suatu pengalaman psikologi. Persepsi adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami sesuatu baik melalui penglihatan, pendengaranmaupun perasaan. Persepsi orang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain keadaan psikologi, famili dan faktor kebudayaan. Persepsi didefinisikan sebagai proses yang digunakan untuk menginterpretasikan data-data sensori. Data sensori sampai kepada kita melalui lima indra kita.
Jadi, persepsi dalam organisasi adalah suatu proses yang terjadi dalam pengamatan seseorang. Persepsi juga merupakan inti dari komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat maka tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentukan kita dalam memilih dan mengabaikan pesan.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Persepsi
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses persepsi yaitu faktor dari luar dan faktor dari dalam. Faktor-faktor tersebut yaitu:
1. Faktor-faktor dari luar yang mempengaruhi proses persepsi, antara lain:
a. Intensitas, semakin besar intensitas stimulus dari luar, semakin besar pula itu dapat di pahami.contoh: suara keras, warna yang menyolok akan lebih mudah diketahui daripada yang sebaliknya. Suara keras dari seseorang guru bukan hanya salah satu faktor untuk mencari perhatian dari luar, tetapi ada variabel internal dari unsur psikologi, yaitu dorongan kejiwaan yang suka marah mudah tersinggung dan sebagainya. Oleh karena itu, banyak unsur-unsur yang mempengaruhi persepsi.
b. Ukuran, semakin besar ukuran suatu objek semakin mudah untuk diketahui, sebagai contoh: iklan yang besar lebih mudah dilihat bentuk ukuran ini akan mempengaruhi persepsi seseorang.
c. Berlawanan atau kontras, prinsip berlawanan dengan sekelilingnya ini akan menarik banyak perhatian. Contoh: sebuah bulatan yang berwarna menyolok akan kelihatan lebih besar dari pada bulatan yang besarnya sama, tetapi sekelilingnya lebih besar.
d. Pengulangan stimulus dari luar yang diulang akan memberikan perhatian yang lebih besar daripada yang sekali dilihat atau didengar. Dikatakan oleh clifford morgan bahwa suatu stimulus yang diulangi akan mempunyai kesempatan yang lebih baik untuk menangkap, kita selama satu periode, yakni ketika perhatian kita terhadap tugas pekerjaansedang memudar. Sebagai tambahan pengulangan itu akan menambah kepekaan atau kewaspadaan terhadap stimulus.
e. Gerakan, orang akan memberikan banyak perhatian kepada benda yang bergerak. Contoh: belajar sambil bergerak lebih menarik daripada yang duduk saja dari gerakan-gerakan itu akan timbul suatu persepsi
2. Faktor-faktor dari dalam yang mempengaruhi persepsi, antara lain:
a. Belajar dan persepsi, contoh seorang anak yang telah diajari pleh orang tuanya bahwa daging babi itu haram dari liur anjing itu mengandung najis, maka pada diri anak akan timbul persepsi bahwa anjing dan babi itu harus dijauhkan.
b. Motivasi dan persepsi, motivasi mempengaruhiterjadinya persepsi. Sebagai contoh: membicarakan masalah pangan pada masyarakat yang kelaparan akan lebih dan merangsang perhatian.
c. Kepribadian dan persepsi, kepribadian nilai-nilai dan juga termasuk usia akan mempengaruhi persepsi seseorang. Contoh: pada usia-usia tua lebih senang dengan musik-musik klasik, sedang pada usia muda lebih senang dengan jenis musik yang lain.

Jika informasi berasal dari suatu situasi yang telah diketahui oleh seseorang, maka informasi yang datang tersebut akan mempengaruhi cara seseorang mengorganisasikan persepsinya. Hasil pengorganisasian persepsi mengenai suatu informasi dapat berupa pengertian tentang sesuatu objek tersebut. pengorganisasian persepsi itu meliputi tiga hal yaitu Kesamaan dan ketidaksamaan, Kedekatan dalam ruang dan Kedekatan dalam waktu.

C. Pengertian Komunikasi
Komunikasi merupakan proses penting dalam wadah organisasi atau lembaga.jika seseorang berhasil dalam berkomunikasi merupakan jaminan kesuksesan dalam usaha pencapaian tujuan. Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan dimaksud dapat dipahami. Komunikasi juga sebagai proses pemindahan pengartian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang kepada orang lain. Selain itu komunikasi diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau pengiriman dari seseorang kepada orang lain.
Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam perilaku organisasi, komunikasi tidak sekedar proses penyampaian informasi yang simbol-simbolnya dapat dilihat, didengar dan dimengerti tetapi proses penyampaian informasi secara keseluruhan termasuk didalamnya perasaan dan sikap dari orang yang menyampaikan tersebut. Komunikasi efektif dapat dilakukan dimana saja, sepanjang penyampaiannya tepat sasaran atau akurat
Jadi, Komunikasi merupakan salah satu bagian terpenting dari aktifitas manusia. Karena Komunikasi adalah proses penyampaian pesan yang mencakup didalamnya informasi dan makna (meaning) dari seseorang atau kelompok yang disebut sebagai pengirim pesan (sender) kepada pihak lain yang menerima pesan (receiver). Komunikasi dikatakan berhasil apabila penerima pesan memahami pesan sebagaimana yang dimaksudkan oleh pengirim pesan.

D. Unsur-unsur komunikasi
Ada delapan unsur pokok yang terdapat didalam proses komunikasi, adalah sebagai berikut:
1. Pengirim/sumber adalah orang yang mempunyai ide untuk mengadakan komunikasi
2. Encoding adalah menerjemahkan informasi menjadi serangkaian simbol untuk komunikasi
3. Massage (pesan) adalah informasi yang sudah disandikan dikirimkan oleh pengirim kepada penerima.
4. Channel (saluran) adalah media komunikasi formal antara seorang pengirim dan seorang penerima.
5. Receiver (penerima) adalah individu yang menanggapi pesan dari pengirim.
6. Decoding (pengartian) adalah interpretasi suatu pesan menjadi informasi yang berarti
7. noice (gangguan) adalah faktor yang menimbulkan gangguan, kebingungan terhadap komunikasi
8. umpan balik adalah balikan dari proses komunikasi sebagai suatu reaksi terhadap informasi yang disampaikanoleh pengirim.
Ada tiga unsur pokok yang dipergunakan untuk mengidentifikasi komunikasi yang relevan dengan ilmu prilaku organisasi, yaitu:
1. Sifat informasi, yang dipengaruhi oleh banyak/sedikitnya informasi, cara penyajian dan pemahaman informasi
2. Komunikasi organisasi, komunikasi adalah suatu proses sosial yang mempunyai relevansi terluas didalam memfungsikan setiap kelompok, organisasi atau masyarakat.
3. Komunikasi antar pribadi, komunikasi antar pribadi berorientasi pada hingga penekanannya sampai kepada proses informasi, dari satu orang keorang lain. Komunikasi antar pribadi bisa efektif bila memperhatikan: a. keterbukaan bagi setiap orang untuk berinteraksi,
b. Empaty, mencoba merasakan dalam cara yang sama dengan orang lain
c. Ada dukungan dengan orang lain.
d. Perhatian positif dikomunikasikan
e. Ada kesamaan diantara orang yang berkomunikasi.

Ada tujuh faktor komunikasi yang berperan dalam menciptakan dan memelihara otoritas dan objektif didalam organisasi, yaitu saluran komunikasi harus diketahui secara pasti, harus ada saluran komunikasi, formal pada setiap anggota oganisasi, jalur komunikasi harus langsung dan pendek, garis komunikasi formal hendaknya dipergunakan secara normal, pengatur komunikasi harus orang yang cakap, garis komunikasi tidak boleh terganggu pada saat organisasi sedang berfungsi, dan setiap komunikasi harus disahkan.
Oleh karena itu komunikasi sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : orang yang berkomunikasi, motivasinya, latar belakang pendidikannya, dan prasangka-prasangka pribadinya.








Referensi:

W Tankard, James dan Wener J Serverin. 2011. Teori Komunikasi: Sejarah , Metode Dan Terapan Didalam Media Massa. (Jakarta:Kencana Prenada Media Group.

Mulyadi, Deddy dan Veithzal Rivai.2003. Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Usman Efendi, 2014. Asas Manajemen, Jakarta :Rajagrafindo Persada

Minggu, 15 April 2018

Tahap-tahap manajemen kurikulum

Tahap-tahap manajemen kurikulum




Disusun oleh:
Kelompok I
Septian robinson : 15329001
Wahyu triatmojo : 1532900150
Yudi : 15329001
Sri wahyuni : 1532900172

Dosen pengampu : Ovi Fitriyanti, M. Ag


Prodi manajemen pendidikan islam
Fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan
Universitas islam negeri raden fatah Palembang












Pendahuluan
Manajemen kurikulum menuntut upaya yang lebih berorientasi pada kebutuhan dengan lebih terlebih dahulu menganalisis lingkungan eksternal dan internal. Hal ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan kurikulum menghasilkan perubahan-perubahan yang strategis sebagai dampak implementasi kurikulum yang akhirnya evaluasi dan pengendalian mulai dari perencanaan, pelaksanaan,  maupun tindak lanjut kurikulum menghasilkan suatu outcome yang dapat diukur secara kuantitas maupun kualitas supaya menjadi terdidik. Oleh karena itu,  makalah ini akan membahas tentang tahapan-tahapan dalam pelaksanaan manajemen kurikulum
Pembahasan
A. Definisi
Manajemen adalah
Kurikulum dimaknai kedalam tiga aspek yaitu kurikulum sebagai bidang studi (curriculum as a knowledge), sebagai sistem (curriculum as a system), kurikulum sebagai pengalaman belajar dan sebagai rencana (currriculum as a plan). Dalam dunia pendidikan, kurikulum memegang kedudukan yang sangat penting. (Supardi. 2013.Kinerja guru. Jakarta:PT RajaGrafindo .halaman 142-143).

Jadi menurut kami, kurikulum merupakan suatu sistem program pembelajaran untuk mencapai tujuan institusional pada lembaga pendidikan,  sehingga kurikulum memegang peranan penting dalam mewujudkan sekolah yang bermutu atau berkualitas.

Manajemen kurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang koperatif,  komprehensip, sistemik, dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. (























B. Tahapan-tahapan dalam manajemen kurikulum
1. Tahap perencanaan
Perencanaan merupakan proyeksi tentang apa yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan dengan berbagai pertimbangan yang , sistemik,  disengaja. Pada tahap ini perlu juga dijabarkan menjadi rencana pembelajaran (RP). Merencanakan pada dasarnya menentukan kegiatan yang hendak dilakukan pada masa depan. Dalam langkah ini guru membuat perencanaan dengan mengaitkan berbagai pokok bahasan yang relevan dari suatu bidang studi tertentu dengan bidang studi lainnya. Kemudian menentukan materi pelajaran dari pokok bahasan masing-masing bidang studi dengan tema yang telah ditentukan , menentukan langkah-langkah kegiatan belajar mengajar , merencanakan organisasi kelas,  merencanakan dan menyiapkan penilaian kegiatan belajar. Dalam tahap perencanaan ini pula perlu dipahami hal-hal sebagai berikut:
a. Menjabarkan GBPP menjadi analisis mata pelajaran (AMP).
b. Memiliki kalender akademik
c. Menyusun program tahunan (prota)
d. Menyusun program caturwulan (proca)
e. Program satuan pembelajaran (PSP)
f. Rencana pengajaran (RP)
(Fitriyanti, ovi. Dkk. Manajemen kurikulum dan pembelajaran edisi .Palembang:Noerfikri. Halaman 33).
Perencanaan dari sisten manajemen dalam pendidikan islam adalah merupakan langkah pertama yang hatus benar-benar diperhatikan oleh manajer dan para pengelola pendidikan islam. (Amilda. 2010.manajemen pendidikan islam. Palembang : grafika telindo perss. Halm 55).
Pemahaman yang demikian dapat diambil makna yang tersirat dari Firman Allah :
يا يها الذين امنوااذاضربتم في سبيل الله فتبينوا ولا تقو لوا لمن القي اليكم السلم لست مع منا تبتغو ن عرض الحيوة الدنيا فعند الله مغا نم كثيرة كذ لك كنتم من قبل فمن الله ليكم فتبينواان الله كا ن بما تعملون خبيرا

Artinya :

Hai orang-orang yang beriman,  apabila kamu pergi berperang dijalan Allah,  maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan salam kepadamu; kamu bukan seorang mukmin (lalu kamu membunuhnya), dengan maksud mencari Harta benda kehidupan didunia, karena disisi Allah ada Harta yang banyak. Begitulah keadaan kamu dahulu, lalu Allah menganugrahkan nikmatnya atas kamu, maka telitilah. Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. Al-Nisa’ : 94).
Menurut Hamalik perencanaan kurikulum Disusun berdasarkan asas-asas yaitu objektivitas, keterpaduan, manfaat, efisiensi dan efektivitas, kesesuaian, keseimbangan, kemudahan, berkesinambungan,  pembakuan dan mutu.
Perencanaan kurikulum merupakan bagian dari upaya perwujudan sebuah Ide-ide tentang pengembangan kurikulum. Perencanaan memegang peranan penting

Jadi,  menurut kami tahap perencanaan dalam pelaksanaan kurikulum merupakan suatu langkah persiapan pelaksanaan suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam langkah ini guru membuat perencanaan dengan mengaitkan berbagai pokok bahasan yang relevan dari suatu bidang studi tertentu dengan bidang studi lainnya.

2. Tahap pengorganisasian dan koordinasi

3. Tahap pelaksanaan


4. Tahap penpengendalian

5. Tahap evaluasi
Evaluaai
Penutup
Kesimpulan
Daftar pustaka